Membuat Sediaan Tinctura
Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat
dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati atau hewani atau
dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada
masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat
menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10% untuk zat berkhasiat keras
(Dirjen POM, 1979).
Cara pembuatan tingtur terbagi atas 2 yaitu (Syamsuni, 2005):
- Cara Perkolasi
Perkolasi adalah suatu cara penarikan
memakai alat yang di sebut perkolator, yang simplisianya terendam dalam
cairan penyari dimana zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut akan
menetes secara beraturan keluar memenuhi syarat-syarat dalam Farmakope.
Campur dengan hati-hati serbuk bahan obat atau campuran bahan obat
dengan pelarut atau campuran pelarut tertentu secukupnya hingga rata dan
cukup basah, biarkan selama 15 menit. Pindahkan kedalam perkolator
yang sesuai dan mampatkan. Tuangkan pelarut atau campuran pelarut
tertentu secukupnya sampai terendam seluruhnya, tutup bagian atas
perkolator dan jika cairan sudah hampir menetes dari perkolator, tutup
lubang bawah. Perkolasi dilakukan selama 24 jam atau sesuai dengan waktu
yang tertera pada monografi. Jika penetapan kadar tidak dinyatakan
lain, lakukan perkolasi secara perlahan atau pada kecepatan yang telah
ditentukan, dan secara bertahap tambahkan pelarut atau campuran pelarut
secukupnya hingga diperoleh 1000 mL tingtur. Prinsip kerja perkolasi
yaitu serbuk simplisia ditempatkan dalam bejana silinder, yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke
bawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat aktif
sel-sel yang dilalui sampai mencapa keadaan jenuh (Syamsuni, 2005).
Perkolasi, kecuali dinyatakan lain sebagai berikut (Syamsuni, 2005) :
- Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok menggunakan 2,5-5 bagian cairan penyari, masukkan kedalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam pindahkan massa sedikit demi sedikit dalam perkolator sambil tiap kali ditekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes, dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jam.
- Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 mL per menit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia sehingga diperoleh 80 bagian perkolat.
- Peras massa, campurkan cairan perasan kedalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan kedalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari ditempat sejuk terlindung dari cahaya.
- Cara Maserasi
Maserasi adalah cara penarikan sari dari
simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada
suhu biasanya 15-25° C. maserasi juga merupakan proses pendahuluan untuk
pembuatan secara perkolasi. Prinsip kerja maserasi adalah pencucian
zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari yang sesuai pada temperatur kamar, terlindung dari
cahaya. Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi
sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di
dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan
terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi
rendah (proses difusi). Peristiwa tersebu berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan di dalam sel.
Maserasi bahan obat dengan 750 mL pelarut atau campuran pelarut tertentu
dalam wadah yang dapat ditutup, letakkan ditempat hangat. Diamkan
selama 3 hari sambil dikocok sesekali atau hingga terlarut. Pindahkan
campuran kedalam penyaring, dan jika sebagian besar cairan telah
mengalir keluar, cuci residu pada penyaring dengan sejumlah pelarut
atau campuran pelarut tertentu secukupnya hingga diperoleh 1000 mL
tingtur. Tingtur harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya, jauhkan dari cahaya matahari langsung dan panas yang
berlebihan. Menurut literatur lain, tingtur adalah sediaan cair yang
dibuat dengan cara perkolasi atau maserasi simplisia nabati atau hewani,
atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera
pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat
menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10% zat berkhasiat keras (Syamsuni,
2005).
Maserasi, kecuali dinyatakan lain dilakukan sebagai berikut (Syamsuni, 2005) :
- Masukkan 20 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok kedalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil diaduk, lalu diperas. Cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian.
- Pindahkan kedalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk terlindung dari cahaya selama 2 hari. Tuangkan dan saring.
Tingtur dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut (Syamsuni, 2005) :
- Tingtur Asli adalah tingtur yang dibuat secara maserasi atau perkolasi. Contoh: Tingtur yang dibuat secara maserasi; Opii Tinctura, Valerianae Tinctura, Capsici Tinctura, Myrrhae Tinctura, Opii Aromatica Tinctura, Polygalae Tinctura . Tingtur yang dibuat secara perkolasi, contoh: Belladonae Tinctura, Cinnamomi Tinctura, Digitalis Tinctura, Lobeliae Tinctura, Strychnini Tinctura, Ipecacuanhae Tinctura.
- Tingtur Tidak Asli (Palsu) adalah tingtur yang dibuat dengan jalan melarutkan bahan dasar atau bahan kimia dalam cairan pelarut tertentu. Contoh: Iodii Tinctura, Secalis Cornuti Tinctura.
- Tingtur Keras adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10 % simplisia yang berkhasiat keras. Contoh: Belladonae Tinctura, Digitalis Tinctura, Opii Tinctura, Lobeliae Tinctura, Stramonii Tinctura, Strychnin Tinctura, Ipecacuanhae Tinctura.
- Tingtur Lemah adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20 % simplisia yang tidak berkhasiat keras. Contoh: Cinnamomi Tinctura, Valerianae Tinctura, Polygalae Tinctura, Myrrhae Tinctura.
- Tingtur Lain Berdasarkan Cairan Penariknya.
- Tingtura Aetherea, jika cairan penariknya adalah aether atau campuran aether dengan aethanol. Contoh: Tingtura Valerianae Aetherea.
- Tingtura Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur dengan aethanol. Contoh: Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei).
- Tinctura Acida, jika ke dalam aethanol yang dipakai sebagai cairan penarik ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh: pada pembuatan Tinctura Acida Aromatica.
- Tinctura Aquosa, jika sebagai cairan penarik dipakai air, contoh: Tinctura Rhei Aquosa.
- Tinctura Composita, adalah tingtur yang didapatkan dari jika penarikan dilakukan dengan cairan penarik selain aethanol hal ini harus dinyatakan pada nama tingtur tersebut, misalnya campuran simplisia, contoh: Tinctura Chinae Composita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar